Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bocah Ajaib!! Semua Lawan Babak Belur Tak Terduga Nasibnya Sekarang


Kesibukan Susy Susanti selama pandemi Corona (COVID-19) tak berkurang, Bunda. Legendaris bulutangkis Indonesia ini aktif di Komite Kepengurusan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) periode 2016 - 2020.

Selain mengurus ketiga anak, istri Alan Budikusuma ini bertanggung jawab atas pembinaan para atlet yang menjalani pelatihan nasional (Pelatnas) di Jakarta. Ya, meskipun kondisi pandemi, para atlet badminton tetap berlatih dengan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat.

Mantan atlet bulutangkis nasional Susi Susanti berbagi kisah perjuangannya membangun bisnis pasca gantung raket di tahun 1998 silam. Seperti banyak pengusaha pemula lainnya, Susi pun pernah mengalami banyak momen jatuh bangun.'=

"Setelah saya pensiun, saya tahu karena olahraga ada masanya, ada batas umur. Pada waktu itu saya berumah tangga, setelah itu kita membuat usaha sendiri. Jadi pernah menjadi rekanan, agen alat olahraga, lalu distribusi makanan," ujar Susi dalam Talkshow Hari Ibu 2021.

Pada akhirnya, bersama sang suami yang juga mantan atlet bulutangkis nasional, Alan Budikusuma, mereka mengembangkan sebuah brand raket dan perlengkapan olahraga lainnya. Susi memberi nama brand miliknya Astec, yang merupakan singkatan dari Alan-Susi Technology. Produk-produk Astec sudah dipasarkan sejak 2002.

Namun, meski punya nama besar sebagai atlet pemenang medali di Olimpiade, Susi mengaku perjalanannya menjadi seorang pebisnis tidak mudah. Bahkan, Susi dan Alan sempat bersusah-susah menitipkan produknya di pasar. Perjuangan itu Susi lakukan karena ia sadar butuh pendekatan berbeda untuk mengenalkan produk baru ke konsumen. 

"Saya dan mas Alan terjun langsung dari nol memasarkan produk kita. Sempat saya dan mas Alan ke pasar pagi untuk menitipkan barang. Sebagai brand baru orang juga tidak gampang (beli) meskipun kita titip jual, tapi kita lakukan ini karena saya percaya ini adalah perjuangan awal saya sebagai seorang pengusaha," ungkapnya.

"Saya lakukan karena kita percaya saya seorang pengusaha tentunya dengan kerja keras dan pada akhirnya usaha saya bisa berkembang dan berkembang," kata dia.


Mia Audina

Melahirkan sejumlah prestasi dan rekor mencengangkan, eks pebulutangkis Mia Audina disebut gadis emas Indonesia yang begitu berjasa untuk Indonesia.

Tampil begitu fantastis di usianya yang masih muda bersama Indonesia, Mia Audina akhirnya harus memutuskan nasibnya setelah memilih menikah dengan pria berkebangsaan Belanda dan harus menetap di sana.

Tak lagi membela bendera Merah Putih tak membuat Mia Audina berhenti berkarier sebagai seorang atlet bulutangkis. Malahan, kariernya tetap stabil dengan membawa panji-panji Negeri Kincir Angin.

Wanita yang kini berusia 40 tahun itu pun menorehkan sejumlah rekor penting dalam sejarah bulutangkis Belanda, dimana Mia Audiina berhasil membawa tim Belanda untuk pertama kalinya mencapai babak semifinal Piala Uber.

Namun di edisi 2002 tersebut, tim Belanda ditahan oleh Korea Selatan hingga harus puas meraih perunggu. Pada edisi Piala Uber 2006, Mia Audina dkk. sukses meraih medali perak untuk pertama kalinya.

Di babak final, mereka takluk di tangan China dengan skor 0-3. Sejak itu, Mia Audina tak lagi turun di Piala Uber dan Belanda masih belum beruntung hingga kini.

Mia Audina melakoni debut di Kejuaraan Eropa pada 2002 silam. Saat itu ia langsung meraih medali perak usai pertarungan sengit tiga set melawan sesama pemain naturalisasi Belanda, Yao Jie.

Uniknya, Brenda Beenhakker juga mengamankan medali perunggu. Sehingga sebagaimana laporan Badminton Europe, Belanda untuk pertama kalinya memiliki pemain putri yang ketiganya berdiri memenuhi podium.

Di tahun berikutnya, wanita bertinggi badan 163 cm ini menjadi pebulutangkis pertama yang memenangkan medali Kejuaraan Dunia sejak 1977. Saat itu Mia mendobrak dominasi pemain China dan mengamankan medali perunggu.

Romansa Mia Audina Sebelum Pindah ke Belanda, Antarkan Indonesia Raih 2 Gelar Uber Cup

Hajatan olahraga empat tahunan ini menjadi momen karier paling penting bagi Mia Audina. Di Olimpiade Athena 2004, Mia dikalahkan oleh musuh bebuyutannya asal China, Zhang Ning, dengan skor 11-8, 6-11, dan 7-11 di babak final.

Meski hanya menjadi runner up, pencapaian Mia Audina itu membuahkan medali Olimpiade pertama bagi Belanda dari cabor bulutangkis dan pencapaian itu membuat situs Badminton Europe menyebutnya sebagai gadis emas Indonesia yang berjasa untuk Negeri Kincir Angin.



Sumber : youtube_com/watch?v=6rvTK1FfZX8

Posting Komentar untuk "Bocah Ajaib!! Semua Lawan Babak Belur Tak Terduga Nasibnya Sekarang"